Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi mengesahkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) untuk periode 2025-2034. Adapun, penambahan kapasitas pembangkit listrik di dalam RUPTL tersebut ditargetkan dapat mencapai 69,5 Giga Watt (GW).

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa pemerintah mempunyai komitmen dalam hal transisi ke energi bersih. Hal tersebut dapat terlihat dari porsi Energi Baru Terbarukan (EBT) yang lebih besar dibandingkan energi fosil.

Bahlil mengungkapkan, dari total tambahan kapasitas 69,5 GW tersebut, sebesar 42,6 GW atau 61% berasal dari pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT), 10,3 GW atau 15% berasal dari sistem penyimpanan energi (storage), dan 24% atau 16,6 GW akan berasal dari pembangkit berbasis energi fosil.

“Kalau teman-teman media tanya saya konsistensi pemerintah ke EBT transisi energi nah ini kita konsisten kan kalau bikin kuesioner media-media bagus-bagus lah, jangan tulis lain baca lain. Ini jadi ngomongnya harus pakai data ini datanya, 70% lebih kita dorong untuk percampuran energi kita EBT dan storage,” kata Bahlil dalam Konferensi Pers di Gedung Kementerian ESDM, Senin (26/5/2025).

Adapun rinciannya untuk kapasitas pembangkit EBT adalah sebagai berikut Surya sebesar 17,1 GW, Air sebesar 11,7 GW, Angin sebesar 7,2 GW, Panas bumi sebesar 5,2 GW, Bioenergi sebesar 0,9 GW, Nuklir: 0,5 GW.

Sementara itu, untuk kapasitas sistem penyimpanan energi mencakup PLTA pumped storage sebesar 4,3 GW dan baterai 6,0 GW. Kemudian, untuk pembangkit fosil masih akan dibangun sebesar 16,6 GW, terdiri dari gas 10,3 GW dan batubara 6,3 GW.

(ven/wia)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Cegah Mati Listrik Bali Terulang Lagi , PLN Lakukan Investigasi




Next Article



Siap-Siap RI Punya Rencana Listrik Baru Bulan Depan!





Sumber: www.cnbcindonesia.com

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *