Jakarta, CNBC Indonesia – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebutkan sepanjang tahun 2024 sektor minyak dan gas bumi (migas) RI menyumbangkan pendapatan negara hingga US$ 14,04 miliar setara Rp 228,69 triliun (asumsi kurs Rp 16.228 per US$).
Kepala Divisi Penunjang Operasi SKK Migas Hendratmi Susilowati mengungkapkan realisasi penerimaan negara tersebut lebih tinggi dari target yang sudah ditentukan di angka US$ 12,89 miliar setara Rp 209,96 triliun.
“Ada di government of Indonesia (GOI) income, itu ada di poin yang hijau yang 1,2,3,4,5,6, itu pada tahun 2024 kita itu ditargetkan US$ 12,89 miliar, tapi Alhamdulillah kita bisa melebihi target pemerintah, pendapatan kita dari upstream, itu adalah US$ 14,04 miliar,” ungkapnya dalam acara HSSE Talkshow ‘Driving Terminal and Marine Operation Excellence through Proactive Safety Assurance’, di JCC, Selasa (27/5/2025).
Target pendapatan negara dari sektor migas tahun 2024, lanjut Hendratmi, tercapai meskipun produksi minyak tahun lalu masih di bawah target yang ditentukan.
“Tapi Alhamdulillah lifting minyak kita itu bisa mencapai 93%, dan produksi minyak kita sekarang berkisar antara 580 ribu barel per hari (bph), sedangkan yang di-lifting di kisaran 579 ribu bph,” sambungnya.
Berdasarkan catatannya, realisasi investasi sektor migas RI tahun 2024 mencapai US$ 15,33 miliar setara Rp 249,76 triliun. Namun angka capaian tersebut terhitung masih di bawah target yang sudah ditentukan sebesar US$ 17,7 miliar setara Rp 288,37 triliun.
Target hingga tahun 2030 sendiri, khusus produksi minyak dalam negeri mencapai 1 juta barel per hari dan gas sebesar 12 juta kaki kubik standar per hari (MMSCFD).
(pgr/pgr)
Sumber: www.cnbcindonesia.com