Jakarta, CNBC Indonesia – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali “melepas tangan” atas proses merger PT Bank MNC International Tbk. (BABP) dan PT Bank Nationalnobu Tbk. (NOBU), yang diumumkan otoritas pada awal tahun 2023 lalu. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae mengatakan keberlanjutan merger Nobu dan MNC bergantung pada kesepakatan kedua belah pihak konglomerat kakap RI itu.

“Sehingga perkembangan rencana merger terkini serta keputusan terkait rencana merger bukan pada kewenangan OJK,” ujar Dian dalam keterangannya, dikutip Senin (26/5/2025).

Ia mengakui bahwa sampai saat ini, OJK belum menerima surat pengajuan penggabungan dari MNC Bank dan Nobu Bank.

Namun demikian, Dian mengatakan OJK akan selalu mendorong dan mendukung suatu aksi korporasi apabila dapat memberikan nilai tambah yang baik kepada masing-masing bank.

“Serta pada akhirnya akan turut mendukung upaya konsolidasi industri perbankan yang dapat melahirkan perbankan yang lebih sehat, efisien, lebih berdaya saing dan berkontribusi terhadap perekonomian nasional,” kata Dian.

Mengingatkan saja, OJK, bank milik Grup Lippo, dan bank milik Grup MNC itu sudah saling “lempar-melempar” terkait kelanjutan proses merger ini.

Mulanya, OJK pada mengumumkan pada awal tahun 2023, bahwa kedua bank itu harus berkonsolidasi karena belum memenuhi ketentuan modal inti Rp3 triliun.

Pada April 2023, Bank MNC mengumumkan modal inti telah mencapai Rp 3,3 triliun. Perusahaan menerima tambahan modal berupa tanah dan bangunan (inbreng) sebesar Rp 801 miliar. Sementara itu, Bank Nobu telah merilis laporan publikasi keuangan kuartal I-2023. Modal inti bank milik grup Lippo ini tercatat Rp 3 triliun.

Meskipun begitu, Dian pada saat itu menyatakan bahwa rencana merger kedua bank tersebut bukan lagi terkait pemenuhan modal inti. Melainkan untuk memperkuat usaha bank.

Setahun kemudian, kedua bank itu sempat melakukan aksi “tukar guling” kepemilikan saham. Berdasarkan data KSEI per 8 Mei 2024, sebanyak entitas usaha Grup MNC, PT MNC Land Tbk. (KPIG) tercatat melepas sebanyak 4,44 miliar saham BABP atau sebesar 6,82%. Saham yang dilepas itu berpindah ke entitas usaha Grup Lippo, PT Prima Cakrawala Sentosa, menjadi kepemilikan saham BABP perdananya. Sementara itu, Prima Cakrawala Sentosa melepas 747,84 juta NOBU atau sebesar 10%. Saham yang dilepas itu berpindah ke KPIG.

Dian telah menyampaikan bahwa konsekuensi dari aksi itu, akan ada pertukaran anggota direksi antar kedua bank.

Namun demikian, kedua direksi kedua bank itu sama-sama menyerahkan proses merger tersebut ke OJK.

“Kami ikuti aja arahannya Pak Dian,” ujar Direktur Utama Bank Nobu Suhaimin Djohan kepada CNBC Indonesia di Four Seasons Hotel, Selasa (20/8/2024).

Namun begitu, Suhaimin mengakui bahwa proses transaksi silang saham antara Bank Nobu dan MNC Bank sejalan dengan proses konsolidasi kedua bank milik dua konglomerat kakap RI itu.

“Itu kan sudah dilakukan. [Itu] sejalan,” pungkasnya.

Presiden Direktur MNC Bank Rita Montagna juga sama, ia mengatakan bahwa pihaknya mengikuti bagaimana arahan dari OJK.

“Kita ikutlah dari OJK seperti apa kita ikut,”kata Rita saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (19/7/2024) lalu.

Bos Grup Lippo, James Riady juga enggan memberikan komentar mengenai bank miliknya. Ia hanya meyakini Nobu Bank bakal berkinerja baik ke depannya.

“Bagus. Pasti bagus,” kata James secara singkat saat ditemui di Ritz Carlton Mega Kuningan, Rabu (12/2/2025) lalu.

Namun, ia enggan memberikan keterangan lebih detil mengenai proses konsolidasi yang tengah berlangsung antara bank miliknya dengan milik Hary Tanoesoedibjo itu.

“Mengenai listed company saya nggak bisa komentar,” kata James.

(ayh/ayh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: BEI Minta Kejelasan Isu Merger GOTO & Grab





Next Article



NOBU & Bank MNC Tak Kunjung Merger, OJK Nyerah?





Sumber: www.cnbcindonesia.com

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *