Jakarta, CNBC Indonesia- Di antara rimbunnya kebun Sumatera dan Jawa, buah duku tumbuh manis dengan rasa legit yang khas. Dikenal sebagai buah musiman yang jadi primadona masyarakat lokal, duku ternyata juga punya pasar ekspor yang cukup loyal. Meski tak sepopuler manggis atau salak di pasar global, duku Indonesia justru diam-diam laris manis di Malaysia.

Di tengah potensi buah tropis yang tinggi, pasar global untuk duku belum benar-benar terbuka lebar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor duku Indonesia sepanjang tahun 2024 US$197.206, dengan volume 590.764 kg. Nyaris seluruh ekspor itu dikirim ke satu negara saja: Malaysia.



Malaysia memang menjadi pelanggan paling setia. Pada 2024, nilai ekspor duku Indonesia ke negeri jiran ini mencapai US$196.916, atau 99,8% dari total ekspor duku RI. Volume ekspornya juga mencapai 590.689 kg, naik signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat 404.450 kg.

Kenaikan volume ini menjadi rekor tertinggi dalam enam tahun terakhir. Dibandingkan 2021 yang hanya mengekspor 1.451 kg, capaian 2024 menunjukkan bahwa permintaan dari Malaysia cukup stabil, bahkan cenderung meningkat pasca-pandemi, tetapi dengan nilai harga beli yang semakin mengecil.



Buah ini sangat sensitif terhadap waktu dan suhu. Duku mudah rusak jika tidak disimpan dalam kondisi optimal, dan masa simpannya relatif pendek. Hal ini menyulitkan proses pengiriman jarak jauh, apalagi ke negara non-tetangga.

Selain itu, duku Indonesia juga belum banyak diolah menjadi produk turunan seperti sari buah, selai, atau kering beku yang bisa memperpanjang usia konsumsi. Padahal, inovasi produk olahan inilah yang menjadi kunci untuk menembus pasar ekspor non-tradisional seperti Timur Tengah, Jepang, atau Eropa.

Ketiadaan standarisasi kualitas, kemasan, dan sertifikasi keamanan pangan juga membuat duku Indonesia belum mampu bersaing dengan buah tropis lain yang lebih siap ekspor seperti mangga, pisang, atau nanas.

Padahal, dari sisi cita rasa dan nilai gizi, duku tak kalah bersaing. Buah ini kaya antioksidan, vitamin C, dan serat pangan yang bagus untuk kesehatan pencernaan. Dengan pengolahan pascapanen yang lebih baik dan strategi ekspor yang terintegrasi, duku bisa naik kelas menjadi buah tropis unggulan ekspor, bukan sekadar buah musiman lokal.



Sebagai catatan, pada tahun 2019 nilai ekspor duku RI sempat menembus US$248.604 tertinggi dalam enam tahun terakhir sebelum turun drastis akibat pandemi.

Kini, seiring dengan pulihnya perdagangan regional dan meningkatnya kesadaran konsumsi buah tropis, peluang ekspor duku bisa dibuka kembali. Tapi itu membutuhkan dukungan, dari pelatihan petani, investasi fasilitas cold chain, hingga insentif bagi UMKM buah olahan.

CNBC Indonesia Research

(emb/emb)



Sumber: www.cnbcindonesia.com

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *