Jakarta, CNBC Indonesia – Ketegangan perang dagang antara China dan Amerika Serikat menunjukkan tanda-tanda mereda. Sejumlah tarif yang semula direncanakan untuk diterapkan pada produk-produk dari China ke Amerika maupun ke Eropa, ditunda pelaksanaannya. Namun di mata pelaku usaha, ketidakpastian tetap membayangi kebijakan perdagangan global.

Direktur Utama PT Terang Dunia Internusa Tbk (UNTD) Stephen Mulyadi mengaku tidak terlalu menanggapi serius perubahan kebijakan tersebut. Menurutnya, langkah-langkah yang diambil pemerintahan AS, khususnya di bawah kepemimpinan Donald Trump cenderung tidak konsisten. Stephen juga menyebut beberapa supplier memang merespons dinamika perang dagang dengan mempertimbangkan relokasi pabrik ke negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Vietnam, atau Kamboja. Namun rencana tersebut dinilai belum jelas dan cenderung spekulatif. Di sisi lain, Stephen menyoroti persoalan yang justru lebih nyata dan mendesak yakni masuknya sepeda impor dari China, khususnya yang illegal. Menurutnya, kondisi tersebut telah memberi dampak besar terhadap pelaku industri dalam negeri. Seperti apa?

Selengkapnya saksikan dialog Shania Alatas bersama Direktur Utama PT Terang Dunia Internusa Tbk (UNTD) Stephen Mulyadi di Program Evening Up CNBC Indonesia, Senin (26/05/2025).



Sumber: www.cnbcindonesia.com

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *