Daftar Isi



Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan, awal musim kemarau belum sepenuhnya kering. Disebutkan, berdasarkan Zona Musim (ZOM), saat ii baru 11% wilayah Indonesia yang memasuki musim kemarau.

Wilayah yang sedang mengalami musim kemarau meliputi sebagian kecil Aceh, sebagian Sumatra Utara, sebagian kecil Bengkulu, sebagian kecil Sumatra Selatan, sebagian Banten, sebagian kecil Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, sebagian Jawa Timur, sebagian Bali, sebagian Nusa Tenggara Barat (NTB), sebagian Nusa Tenggara Timur (NTT), sebagian kecil Kalimantan Selatan, sebagian kecil Sulawesi Barat, sebagian Sulawesi selatan, sebagian kecil Sulawesi Tengah, sebagian kecil Gorontalo, sebagian Maluku, dan sebagian kecil Papua Barat.

Sementara, sebagian besar wilayah Indonesia masih menunjukkan pola peralihan dari musim hujan ke musim kemarau, yang dikenal dengan istilah masa pancaroba. Pada periode ini, pola cuaca umumnya cenderung cerah berawan pada pagi hingga menjelang siang hari, lalu berubah menjadi hujan disertai petir pada sore hingga malam hari.

BMKG mencatat, dalam sepekan terakhir sejumlah wilayah di Indonesia mengalami hujan sangat lebat (100-150 mm/hari) hingga hujan ekstrem (>150 mm/hari). Kondisi ini memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan banjir bandang. Hujan sangat lebat hingga ekstrem tercatat pada tanggal 19 Mei 2025 di Kota Ambon, Maluku (199.9 mm/hari) dan Kab. Gresik, Jawa Timur (103.3 mm/hari); tanggal 20 Mei 2025 di Kep. Tanimbar, Maluku (107.0 mm/hari); serta tanggal 21 Mei 2025 di Kota Tangerang, Banten (118.4 mm/hari).

“Hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi dalam beberapa hari terakhir di beberapa wilayah dipengaruhi oleh beberapa fenomena atmosfer yang signifikan. MJO (Madden-Julian Oscillation) terpantau berada pada fase 4 (Maritime Continent), yang berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan, terutama di bagian barat Indonesia,” tulis BMKG dalam Prospek Cuaca Mingguan dirilis di situs resmi, Senin (26/5/2025).

“Gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial, Low Frequency, dan Kelvin diperkirakan akan terus aktif selama sepekan mendatang, berpotensi memengaruhi pola cuaca di berbagai daerah. Keberadaan sirkulasi siklonik dan labilitas atmosfer yang tinggi juga memberikan peluang untuk meningkatkan pertumbuhan awan hujan yang dapat bertahan dalam waktu yang lebih lama,” tambah BMKG.

Tak hanya itu, BMKG menyebut adanya labilitas atmosfer skala lokal di sebagian besar wilayah Indonesia bagian selatan. Faktor ini turut meningkatkan mekanisme konvektif yang mampu membentuk awan-awan hujan pada skala lokal di Indonesia bagian selatan.

“Interaksi pada skala regional yang dipengaruhi oleh terbentuknya front dingin di Australia bagian selatan, secara tidak langsung ikut memicu terbentuknya sirkulasi siklonik/sistem tekanan rendah di wilayah selatan Indonesia,” jelas BMKG.

BMKG mengingatkan masyarakat agar mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem. Beberapa wilayah di Sumatra dan Jawa masih berpotensi mengalami hujan dengan durasi yang lama.

“Namun, karakteristik masa transisi berupa hujan deras dalam waktu singkat, yang sering disertai kilat, petir, dan angin kencang, masih dapat terjadi secara mendadak di sebagian besar wilayah di Indonesia,” tulis BMKG.

“Karena itu penting untuk tetap waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan untuk mengurangi risiko dari dampak cuaca ekstrem tersebut,” demikian peringatan BMKG.

Prediksi Cuaca Sepekan Berlaku 27 Mei-2 Juni 2025

BMKG memprediksi, selama sepekan ke depan, wilayah Indonesia masih dipengaruhi oleh pola peralihan musim yang ditandai dengan perbedaan suhu udara yang signifikan pada pagi hingga siang hari.

Ada pertumbuhan potensi hujan lokal pada sore hingga malam hari akibat proses konvektif yang tinggi pada pagi hingga siang hari akibat intensitas radiasi matahari. Selain itu, fenomena MJO diperkirakan konsisten berada di wilayah selatan Indonesia hingga beberapa hari mendatang.

Juga, diprediksi aktivitas gelombang Rossby Ekuatorial, Low Frequency, dan Kelvin masih berpropagasi di wilayah Indonesia hingga sepekan ke depan.

“Pergerakan massa udara kering dari benua Australia tetap mengindikasikan penurunan curah hujan di sebagian wilayah, seiring dengan masuknya musim kemarau. Kondisi ini juga memicu peningkatan kecepatan angin di wilayah Indonesia bagian selatan, serta kenaikan tinggi gelombang di Laut Andaman, Perairan selatan Jawa, Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara TImur, dan Laut Coral,” tulis BMKG.

Prediksi Cuaca Periode 27-29 Mei 2025

Secara umum didominasi kondisi berawan hingga hujan ringan.

Waspadai peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Sumatera Utara, Kep. Riau, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua, dan Papua Selatan.

Hujan dengan intensitas lebat hingga ekstrem, yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi.

  • Berikut peringatan dini BMKG:

– Siaga hujan lebat-sangat lebat di Aceh dan NTB

– potensi angin kencang di Aceh, Jawa Barat.

Prediksi Cuaca Periode 30 Mei-2 Juni 2025

Umumnya didominasi cerah berawan hingga hujan ringan.

Waspadai peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Aceh, Sumatra Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah dan Papua.

BMKG memperingatkan potensi hujan dengan intensitas lebat hingga ekstrem, yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi.

  • Berikut peringatan dini BMKG:

– Siaga hujan lebat-sangat lebat di Kep. Bangka Belitung, Sulawesi Barat, dan Papua Selatan

– potensi angin kencang di Kep. Riau.

“Prospek di atas merupakan kondisi secara umum. Untuk informasi cuaca lebih detail dapat diakses melalui website BMKG, aplikasi mobile infoBMKG dan sosial media @/infoBMKG,” tulis BMKG.

[Gambas:Instagram]

(dce/dce)

Saksikan video di bawah ini:

Video: BMKG Warning Puncak Cuaca Ekstrem & Potensi Banjir Susulan





Next Article



Peringatan BMKG: Puncak Cuaca Ekstrem Berpotensi Muncul 10-11 Maret







Sumber: www.cnbcindonesia.com

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *