Jakarta, CNBC Indonesia – Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Antoni Arif Priadi mengungkapkan ketegangan geopolitik yang terjadi dikhawatirkan memberikan dampak negatif pada industri maritim tanah air. Untuk itu, pemerintah memiliki tiga strategi kunci, yakni memperkuat koneksi antar pulau, infrastruktur, digitalisasi infrastruktur maritim, dan meningkatkan diplomasi maritim .
“Yang kita miliki saat ini, Indonesia Maritime Week 2025 ini menjadi salah satu bentuk diplomasi. Selain itu, konektivitas adalah kewajiban pemerintah dan swasta,” ujar Antoni dalam diskusi panel di Indonesia Maritime Week di Jakarta International Convention Center, Jakarta Pusat, Senin (26/5/2025).
Dia mengungkapkan untuk daerah 3T, pemerintah menyiapkan pelayanan pionir 107 rute yang wajib dijalankan. Untuk itu, Kemenhub pun menyambut baik sektor swasta khususnya untuk penumpang dan kargo.
“Jadi ada rute tersendiri dari pelabuhan utama ke pelabuhan kecil di daerah 3T di Indonesia,” kata dia.
Pemerintah menurutnya juga menggencarkan digitalisasi karena banyak perusahaan pelayaran yang tumbuh meningkat khususnya pedesaan dan penumpang dari Jawa sampai bagian barat Indonesia.
“Digitalisasi kita sampaikan IMO, karena kita menghubungkan 264 pelabuhan. Di Eropa kurang dari 100, Indonesia punya 264 pelabuhan yang terkoneksi dengan digitalisasi,” ujar Antoni.
Diplomasi sektor maritim melalui IMO, menurut Antoni juga dilakukan untuk memberikan informasi kepada industri maritim global langkah-langkah yang telah ditempuh pemerintah dalam beberapa tahun terakhir.
“Ada 3 kata kunci untuk Indonesia agar industri maritimnya tetap lincah, yakni dengan memperkuat konektivitas antar pulau dan kemudian digitalisasi serta memperkuat diplomasi,” pungkasnya.
(rah/rah)
Next Article
Gambaran Ekonomi 2025: Rumit dan Mengkhawatirkan
Sumber: www.cnbcindonesia.com