Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia membeberkan Indonesia menyimpan potensi bahan baku pembuatan Liquefied Petroleum Gas (LPG) sebanyak 1,69 juta ton.

Bahan baku itu diporelah dengan adanya propana (C3) dan butana (C4) yang terdapat di Indonesia. “Saya cek ternyata ada kurang lebih 1,6 juta ton C3 C4 yang bisa dikonversi ke LPG,” kata Bahlil dalam 2025 Energi and Mineral Forum di Kempinski Jakarta, dikutip Selasa (27/5/2025).

Berdasarkan catatannya, sepanjang tahun 2024 Indonesia memproduksi 1,97 juta ton LPG dengan konsumsi LPG bersubsidi sebanyak 8,23 juta ton, dan LPG non-subsidi sebanyak 0,67 juta ton. Sehingga, impor ke RI setiap tahunnya sebanyak 6,91 juta ton.

“Saya tanya kenapa kita LNG banyak ekspor, tapi LPG 8 juta tidak bisa. Menurut doktor ESDM tidak bisa karena bahan baku LPG hanya C3 dan C4, C1 dan C2 ini tidak bisa,” ujarnya.

Adapun, dia juga menjelaskan bahwa pihaknya melakukan 4 jurus untuk meningkatkan produksi LPG dalam negeri. Hal itu dilakukan dengan pemanfaatan lapangan migas yang berpotensi menghasilkan 969 ribu ton gas LPG.

Kemudian, ekstraksi kandungan C3 dan C4 pada pipa gas yang berpotensi menghasilkan 170 ribu ton gas LPG. Selanjutnya, melakukan optimalisasi produksi dari kilang LPG eksisting yang berpotensi menghasilkan 180 ribu ton gas LPG.

Terakhir, melakukan peningkatan kapasitas kilang minyak untuk produksi LPG dengan didistilasi C3 dan C4 yang ada pada crude oil untuk memproduksi LPG, cara ini berpotensi menghasilkan 380 ribu ton gas LPG.

(pgr/pgr)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Ekspansi Elnusa, Mini LNG Plant – Incar Lapangan Migas Irak





Next Article



Terungkap! Ada Kelompok Borong LPG 3 Kg Tak Wajar





Sumber: www.cnbcindonesia.com

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *