Jakarta, CNBC Indonesia – Penurunan suhu secara ekstrem di jelang malam hari hingga pagi hari salah satu fenomena yang berpotensi terjadi di musim kemarau. Beberapa hari ini, warganet mulai ramai membahas fenomena ini. 

Ada yang mengeluhkan dinginnya suhu, kulit kering karena suhu dingin, ada juga yang mengajak segera menyetok tisu karena dinginnya suhu saat bediding.

Lalu, apakah sekarang sudah terjadi bediding?

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, fenomena bediding bisa saja sudah dialami oleh sejumlah warga di daerah tertentu. Namun, imbuh dia, secara tanda fisik dan data catatan suhu, belum menunjukkan terjadinya fenomena bediding.

“Fenomena bediding itu sebenarnya kan perubahan suhu yang ekstrem. Ditandai suhu udara dingin menjelang malam sampai pagi hari, lalu pada siang hari melonjak panas lagi,” katanya kepada CNBC Indonesia, Selasa (27/5/2025).

“Biasanya terjadi di akhir Mei, awal Juni, Juli, dan Agustus. Penyebabnya ada 2. Pertama karena pada saat bulan Juni-Agustus biasanya bertiup angin monsun Australia. Monsun Australia ini sifatnya kering, tapi nggak bawa banyak uap air,” jelasnya. 

Penyebab kedua, lanjut Guswanto, pada bulan Juni-Agustus posisi gerak semu terletak di Utara kita. Posisi terjauhnya itu di 23,5 derajat Lintang Utara. Sehingga, yang di bagian Selatan ekuator suhunya menjadi cukup dingin.

“Kalau ditanya daerah mana saja? Itu di daerah yang ada di Selatan ekuator, seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Tapi perlu ditambahkan juga, bahwa suhu itu semakin (daerahnya) naik semakin turun (suhunya). Misal di Pegunungan Bromo, Dieng, lalu ada di Magetan, juga di Ruteng. Di daerah dataran tinggi,” terangnya.

“Kalau Sumatra itu kan di bagian Utara. Tapi nanti bisa dicek seperti di daerah Toba,” tambahnya. 

Pertanda Bediding

Guswanto menjelaskan, dari data perubahan suhu yang ada saat ini, belum menunjukkan telah terjadi fenomena bediding. Meski, sambungnya, sebagian warga sudah mulai merasakan suhu yang cukup dingin.

“Belum. Nggak (suhu dingin terjadi karena hujan di sore-malam hari). Biasanya, perubahan suhunya akan kelihatan banget. Pada siang hari udara kering dan matahari panas banget. Lalu jelang malam sampai pagi hari akan turun. Mungkin ada yang sudah merasakan dingin, tapi nanti bisa dicek lagi sekitar tanggal 21 saat matahari ada di Utara, paling jauh itu di 23,5 derajat Lintang Utara,” paparnya. 

“Sekarang yang begitu (perubahan suhu secara ekstrem) kita lihat belum ada. Kalau sekarang kan rata-rata suhu siang hari itu 25 derajat Celcius, bisa 29-30 derajat Celcius. Nah nanti pada jelang malam sampai pagi hari itu akan turun jadi 15 derajat Celcius. Jadi perbedaannya jauh banget. Itu buktinya,” kata Guswanto.

Bukti atau pertanda lain sudah terjadi bediding, sambungnya, terlihat dari fenomena embun es (frost) atau embun upas di Dieng.

“Nanti di Dieng akan muncul embun upas. Embun es yang muncul di pucuk-pucuk daun, di pucuk-pucuk dahan pohon. Itu bukti fisik terjadi bediding. Selain bukti dari catatan data perubahan suhu secara ekstrem,” ujar Guswanto.

Musim Kemarau di Wilayah Indonesia

Sementara itu, mengutip analisis dinamika atmosfer terbaru yang dirilisBMKG disebutkan, berdasarkan Zona Musim (ZOM), saat ini baru 11% wilayah Indonesia yang memasuki musim kemarau.

Wilayah yang sedang mengalami musim kemarau meliputi sebagian kecil Aceh, sebagian Sumatra Utara, sebagian kecil Bengkulu, sebagian kecil Sumatra Selatan, sebagian Banten, sebagian kecil Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, sebagian Jawa Timur, sebagian Bali, sebagian Nusa Tenggara Barat (NTB), sebagian Nusa Tenggara Timur (NTT), sebagian kecil Kalimantan Selatan, sebagian kecil Sulawesi Barat, sebagian Sulawesi selatan, sebagian kecil Sulawesi Tengah, sebagian kecil Gorontalo, sebagian Maluku, dan sebagian kecil Papua Barat.

Sementara, sebagian besar wilayah Indonesia masih menunjukkan pola peralihan dari musim hujan ke musim kemarau, yang dikenal dengan istilah masa pancaroba. Pada periode ini, pola cuaca umumnya cenderung cerah berawan pada pagi hingga menjelang siang hari, lalu berubah menjadi hujan disertai petir pada sore hingga malam hari.

(dce/dce)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Waspada! Ada Risiko Cuaca Ekstrem Selama 3 Hari Ke Depan





Next Article



Video: Cuaca Ekstrem Diramal Melanda RI, BMKG Minta Masyarakat Waspada





Sumber: www.cnbcindonesia.com

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *