Jakarta, CNBC Indonesia – Produsen otomotif asal Swedia, Volvo Cars, akan memangkas 3.000 pekerja profesional di perusahaan itu. Hal ini terjadi saat perusahaan itu bergulat dengan biaya tinggi, perlambatan permintaan kendaraan listrik, dan ketidakpastian perdagangan pasca tarif yang dijatuhkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump
Dalam sebuah pengumuman, Senin (26/5/2025), PHK tersebut akan mewakili sekitar 15% dari staf kantor perusahaan. Hal ini akan akan menimbulkan biaya restrukturisasi satu kali sebesar 1,5 miliar crown (Rp 2,5 triliun).
Menurut CEO Volvo Cars, Hakan Samuelsson, pemotongan ini merupakan skema efisiensi yang dilakukan untuk membangkitkan kembali harga sahamnya yang sangat rendah dan meningkatkan permintaan.
“Kerah putih ada di hampir semua bidang, termasuk R&D, komunikasi, sumber daya manusia. Jadi itu terjadi di mana-mana, dan itu adalah pengurangan yang cukup besar,” kata Samuelsson dikutip Reuters.
Samuelsson, yang baru-baru ini kembali ke jabatannya setelah memimpin perusahaan selama satu dekade hingga 2022, meluncurkan sebuah program pada bulan April untuk memangkas biaya sebesar 18 miliar krona Swedia (Rp 30 triliun). Hal ini termasuk pemotongan substansial untuk staf professionalnya.
“Saya pikir ini akan sangat sehat, dan akan menghemat uang kami serta memberi ruang bagi orang-orang untuk (mengambil) tanggung jawab yang lebih besar,” tambahnya.
CFO baru Volvo Cars Fredrik Hansson mengatakan bahwa meskipun semua departemen dan lokasinya akan terdampak, sebagian besar PHK akan terjadi di Gothenburg, Swedia.
“Ini dirancang untuk membuat kami lebih efisien secara struktural, dan bagaimana hasilnya mungkin sedikit berbeda tergantung pada areanya. Namun, tidak ada yang terlewatkan,” kata Hansson.
Dengan sebagian besar produksinya berpusat di Eropa dan China, Volvo Cars lebih rentan terhadap tarif baru AS daripada banyak pesaingnya di Eropa. Perusahaan itu telah mengatakan bahwa akan menjadi mustahil untuk mengekspor mobilnya yang paling terjangkau ke AS.
Grup tersebut menarik panduan keuangannya saat mengumumkan pemotongan biaya bulan lalu, menunjuk ke pasar yang tidak dapat diprediksi di tengah melemahnya kepercayaan konsumen dan tarif perdagangan yang menyebabkan kekacauan dalam industri otomotif global.
Pada hari Jumat, Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif 50% pada impor dari Uni Eropa mulai 1 Juni. Namun pada hari Senin ia menarik kembali tanggal tersebut, memulihkan batas waktu 9 Juli untuk memungkinkan pembicaraan antara Washington dan Brussels.
Saham Volvo Cars naik 3,6% pada pukul 13.39 waktu Inggris pada hari Senin, dengan sebagian besar kenaikan terjadi sebelum pengumuman PHK. Saham perusahan otomotif tersebut masih turun 24% tahun ini.
(tps/tps)
Next Article
Raksasa Otomotif di Ujung Tanduk, Megap-Megap Hindari Denda Besar
Sumber: www.cnbcindonesia.com