Jakarta, CNBC Indonesia – Nilai tukar rupiah terpantau terapresiasi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah kekhawatiran investor terhadap aset-aset di AS.
Merujuk Refinitiv, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa (27/5/2025) dibuka pada posisi Rp16.225/US$ atau melemah 0,06%.
Sementara indeks dolar AS (DXY) mengalami turun 0,23% ke angka 98,88 pada pukul 08:57 WIB. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan penutupan perdagangan kemarin (26/5/2025) yang berada pada posisi 99,11.
Dolar AS berjuang untuk mendapatkan kembali pijakannya pada Selasa karena kekhawatiran investor atas rancangan undang-undang pajak dan pengeluaran yang luas serta implikasinya terhadap profil utang AS terus merusak sentimen terhadap aset-aset AS.
Pasar saham global dan euro menguat pada hari Senin sementara Amerika Serikat sedang berlibur, setelah Presiden AS Donald Trump menunda penerapan tarif di Eropa. Perhatian kini beralih ke perdebatan di Senat AS mengenai RUU pemotongan pajak Trump yang diperkirakan akan menambah tumpukan utang di ekonomi terbesar di dunia tersebut.
Pasar sensitif terhadap usulan Trump, terutama setelah Moody’s menurunkan peringkat kredit negara AS pada 16 Mei.
“Dengan kata lain, semua jalan mengarah pada pelemahan USD,” kata Chris Weston, kepala penelitian di Pepperstone. “Defisit AS yang dirasakan lebih tinggi telah menimbulkan kekhawatiran tentang peningkatan penerbitan Treasury di masa mendatang, yang mendorong kenaikan premi berjangka dan menyebabkan orang-orang bermigrasi menjauh dari USD.”
Dewan Perwakilan Rakyat AS minggu lalu meloloskan versi rancangan undang-undang pemotongan pajak Trump yang diperhitungkan akan menambah sekitar US$3,8 triliun ke utang pemerintah federal sebesar US$36,2 triliun selama dekade berikutnya, menurut Kantor Anggaran Kongres.
Hal ini dapat memberikan angin segar bagi rupiah setidaknya untuk sementara waktu.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)
Next Article
Rupiah Masih Labil, Dolar Dibuka Turun Tipis ke Rp16.490
Sumber: www.cnbcindonesia.com